Menangis Bikin Sehat

Kekalahan dalam sebuah pertandingan yang amat menentukan memang sangan menyesakkan. Tidak jarang ada semacam moment dimana olahragawan menangis dalam kondisi seperti ini. Dalam Sepak bola contohnya, Beberapa pemain mungkin terkena sorotan kamera sedang menangis ketika peluit panjang bergema. Salahkah seorang atlet menangis dalam kondisi seperti ini ? Atau mungkin kamu hanya bilang " sudahlah, kan masih ada kesempatan lain."
Sejujurnya dalam kondisi seperti iniorang butuh menangis. Seorang pemain sepak bola boleh saja menangis . Begitu juga dengan atlet-atlet lainnya. Karena meratapi kekalahan dengan menangis punya imbas yang besar.
Sejumlah ilmuan dari Indian University-Bloomington, Amerika Serikat, sempat mempelajari stereotip  gender tentang pengaruh menangis terhadap pemain sepak bola, dan bagaimana reaksi emosi selanjutnya di lapangan serta kehidupan mereka.
Sebanyak 150 orang atlet sepak bola berusia 19 Tahun di pilih menjadi partisipan. Cukup membaca scenario tentang seorang pemain bola, misalkan namanya Robby (menangis setelah pertandingan). Diakhir cerita, ada 4 pilihannya. Robby menangis karena kalah, menagis bahagia karena menang, menangis tersedu-sedu setelah kalah, menang dan akhirnya malah tersedu-sedu juga.
Hasilnya, banyak atlet muda ini cenderung memilih menangis setelah kalah bertanding itu biasa. Dan biasa sekali buat pemain sepak bola. Itu adalah reaksi yang normal. Namun partisipan tidak menerima kalau sampai tersedu-sedu menangisnya. Seorang psikolog dari Indiana University-Bloomington pun bilang kalau tangisan yang keluar dari mata Robby memilikki rasa percaya diri yang lebih tinggi di kemudian hari. Karena memang pada dasarnya menangis itu baik dan sehat. Menangis tidak selamanya cengeng…

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Contoh DataBase Hotel

BIPOLAR AMI

Analisis Data Kuantitatif